DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan

Pelatihan Budidaya Ikan Berstandar Nasional

Perairan tawar di Indonesia saat ini masih memiliki potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan budidaya ikan. Apabila dibandingkan dengan luas perairan yang ada, hasil budidaya ikan air tawar di Indonesia belum maksimal.  Walaupun permintaan di tingkat pasaran lokal akan ikan mas dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut , namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.  Permintaan pasar ikan mas yang tetap tinggi bukan tak beralasan, selain rasanya sangat lezat dengan kandungan gizi tinggi sehingga sangat cocok dijadikan sebagai sumber gizi keluarga. Kabupaten Enrekang memiliki potensi lahan yang sangat luas untuk dapat dijadikan sentra produksi ikan mas khususnya di Kecamatan Malua, namun saat ini masyarakat disana belum mengupayakan seoptimal mungkin karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan masayarakatnya.Balai Diklat Perikanan Aertembaga Bitung sangat intens untuk meningkatkan kapasitas SDM pelaku usaha/pelaku utama dalam usaha budidaya ikan mas di Kabupaten Enrekang dengan melakukan Pelatihan Pembesaran Ikan Mas  bagi pembudidaya dengan dasar pelaksanaan adalah Keputusan Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Aertembaga Nomor : 47/BPPP-BTG/DL.210/Kpts/V/2012 tanggal 30 Mei 2012 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Pembesaran Ikan Mas Bagi  Pembudidaya di Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pembudidaya agar mampu dan terampil mengelola usaha pembesaran ikan mas. Kabupaten Enrekang sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan kawasan yang termasuk dalam wilayah pengembangan Balai Diklat Perikanan Aertembaga – Bitung.
Pelatihan ini berlangsung selama 6 (enam) hari kalender yaitu mulai tanggal 20 s.d 25 Juni 2012 bertempat di Gedung Pertemuan Masyarakat Kelurahan Malua Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang, yang diikuti oleh 30 (tiga puluh) orang pembudidaya ikan mas, yang berasal dari 3 Kecamatan yaitu Malua, Curio dan Baraka.           Baca pos ini lebih lanjut

Peningkatan Produksi Dangke

Menurut Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil di Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Enrekang, drh. Junwar, MSi, produk dangke di Kabupaten Enrekang sekarang sekitar 3.000 biji setiap hari. ‘’Produk dangke tersebut baru dapat memenuhi sekitar 20 persen dari kebutuhan lokal masyarakat di Bumi Massenrempulu,’’ katanya.drh. Junwar,MSiMenurut alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 1989 ini, untuk satu biji dangke yang beratnya antara 330 sampai 350 gram tersebut terbuat dari bahan baku 1,5 liter susu murni kerbau atau sapi.Lantaran itu, penyandang gelar master agrobisnis dari Universitas Muhammadiyah Parepare tahun 2011 menyatakan, tak hanya berprospek tapi juga dangke cukup prospektif dikembangkan sebagai usaha guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat ke depan. Bahkan, jelasnya, produk lokal rakyat Bumi Masenrempulu ini bisa dijadikan sebagai brand daerah ‘Enrekang sebagai Kabupaten Dangke.’Alasannya, antara lain, dangke sebagai food cultur (makanan tradisional) yang bergizi tinggi, produk lokal bernilai ekonomi yang hanya terdapat di Kabupaten Enrekang. Pengembangan dangke juga sekaligus dapat menjadi entry point dari pengembangan usaha peternakan khususnya di Kabupaten Enrekang yang 85 persen wilayahnya merupakan lereng berkemiringan antara 15 hingga 45 derajat.Lagi pula, urainya, dengan pengembangan produk dangke tersebut merupakan langkah tepat bagi pengembangan usaha industri biologis melalui ternak kerbau atau sapi yang dapat senantiasa terbarukan. ‘’Pengembangan produk dangke akan memberikan pertambahan nilai ekonomi yang cukup tinggi di tengah masyarakat lantaran merupakan salah satu produk agribinis yang mencapai 3 log. Dari usaha peternakan sapi, menghasilkan susu, susu dijadikan dangke serta turunan produk lainnya berupa pembuatan krupuk dangke yang kini mulai dicobakan di Kabupaten Enrekang,’’ papar Junwar.

Baca pos ini lebih lanjut

Cara Penanganan Limbah Peternakan Ayam

Banyak industri peternakan ayam yang mengabaikan cara penanganan limbah yang baik sehingga menimbulkan pencemaran dan mengganggu lingkungan. Padahal, dalam analisis mengenai dampak lingkungan, sebuah industri harus menyertakan metode atau cara penanganan limbah sehingga tidak menimbulkan dampak negatif baik secara fisik, sosial, ekonomi, maupun budaya.

Beberapa dampak negatif peternakan ayam, di antaranya adalah sebagai berikut.
•    Polusi udara. Polusi berupa bau menyengat yang timbul dari proses aktivitas mikroorganisme pada sisa-sisa pakan maupun kotoran ternak.
•    Mengganggu kesehatan. Lalat banyak mengerumuni lingkungan kandang yang tidak terjaga kebersihannya. Lalat tersebut menyebarkan penyakit yang mengganggu kesehatan.
•    Endemi penyakit. Flu burung yang belakangan ramai dibicarakan, adalah jenis penyakit ganas yang virusnya berkembang pada populasi ayam.

Peternakan ayam yang tidak mengindahkan kebersihan dan pengelolaan limbah sering menjadi tempat berkembangnya virus tersebut.
Apabila cara penanganan limbah peternakan ayam diolah dengan tepat, permasalahan tersebut bisa diatasi. Bahkan, cara penanganan limbah ekonomis berpeluang meningkatkan penghasilan. Baca pos ini lebih lanjut

Sosialisasi Teknologi Mina Padi

Salah satu optimalisasi potensi lahan sawah irigasi dan peningkatan pendapatan petani adalah dengan merekayasa lahan dengan teknologi tepat guna. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengubah strategi pertanian dari sistem monokultur ke sistem diversifikasi pertanian, misalnya menerapkan teknologi budidaya Mina Padi. Dengan adanya pemeliharaan ikan di persawahan selain dapat meningkatkan keragaan hasil pertanian dan pendapatan petani juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan air juga dapat mengurangi hama penyakit pada tanaman padi.

Sistem usaha tani minapadi telah dikembangkan di Indonesia sejak satu abad yang lalu (Ardiwinata, 1987). Selain menyediakan pangan sumber karbohidrat, sistem ini juga menyediakan protein sehingga cukup baik untuk meningkatkan mutu makanan penduduk di pedesaan (Syamsiah et all. 1988).Dengan teknologi yang tepat, minapadi dapat memberi pendapatan yang cukup tinggi. Keuntungan yang didapat dari usahatani minapadi berupa peningkatan produksi padi dan ikan, mengurangi penggunaan pestisida, pupuk anorganik, penyiangan dan pengolahan tanah Baca pos ini lebih lanjut

Enrekang Kekurangan Stok Susu Sapi

Tingginya permintaan pasar terkait distribusi dangke yang berasal dari bahan susu sapi segar membuat para pelaku home industri dangke mengaku kekurangan stok susu sapi segar. Menurut Bupati Enrekang, Haji La Tinro La Tunrung, permintaan pasar memang meningkat bahkan pengusaha luar negeri telah memesan dangke 1 kontainer di Kabupaten Enrekang, belum lagi home industri keripik dangke yang juga memerlukan susu sapi segar. “Kami siap menjemput bola jika ada daerah di Sulsel yang menjual susu sapi segar dengan harga bersaing, sebab pengusaha dangke serta keripik dangke kekurangan bahan utama tersebut. Terus terang untuk mengembangkan sapi dengan kualitas susu yang bagus memerlukan waktu yang lama, makanya kita siap jemput bola,” terangnya. Ditambahkannya, untuk tahun ini dangke serta keripik dangke akan didistribusikan ke beberapa supermarket di Makassar serta beberapa daerah lainnya

Disnakin Salurkan Bantuan Sapi untuk 12 Kecamatan

Tahun ini, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakin) Enrekang akan menyalurkan sebanyak 300 ekor sapi kepada tujuh kelompok ternak yang tersebar di 12 Kecamatan. Sapi-sapi itu, berasal dai bantuan Pemerintah Provinsi Sulsel. Kepala Disnakin Enrekang, Yunus Abbas, Rabu, 12 Oktober menyebutkan, sudah 90 ekor sapi yang telah disalurkan ketiga Kelompok Ternak di tiga Kecamatan. Yakni Kelompok Ternak Kotu Kecamatan Anggeraja (32 ekor), Kelompok Ternak Desa Temban 32 ekor dan Kelompok Ternak Lewaja 26 ekor di Kecamatan Enrekang. “Pembagiannya memang bertahap. Tidak bisa disalurkan sekaligus. Tapi, kami usahakan, bulan ini (Oktober, red) semua sapi sudah masuk dan dibagi. Bagi kelompok ternak yang ingin mendapatkan sapi-sapi ini, kita masih buka usulan proposal. Tapi sebelum dikasih, harus melalui uji kelayakan dulu,” lanjutnya. Baca pos ini lebih lanjut

DISNAKIN ENREKANG

Secara umum Dinas Peternakan dan Perikanan  telah berhasil melaksanakan misi yang diembannya dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan ini dapat diukur dengan berbagai indikator kinerja baik itu indikator makro maupun indikator mikro. Indikator makro merupakan ukuran ukuran keberhasilan yang tidak hanya ditentukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Enrekang saja, tetapi juga oleh berbagai sektor lain sebagai penunjang. Sedangkan indikator mikro merupakan ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan organisasi untuk mengukur kinerja sendiri dengan menggunakan skala ordinal.

Tujuan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Enrekang menggambarkan arah, target dan langkah strategik yang ingin dicapai antara lain:

  1. Meningkatkan produksi dan produktifitas ternak,
  2. Terpenuhinya konsumsi pangan asal ternak, bahan baku industri dan ekspor,
  3. Tersedianya kesempatan berusaha dan meningkatnya peran kelembagaan peternak, pengusaha dan lembaga terkait lainnya,
  4. Terwujudnya sumberdaya manusia petani dan aparat yang berkualitas.

Sasaran organisasi diharapkan dapat dicapai oleh suatu organisasi dengan memperhatikan perannya terhadap pencapaian Visi dan Misi yang telah ditetapkan. Sasaran menggambarkan target capaian akhir yang hendak dicapai dalam kurun waktu tertentu guna merealisasikan Visi, Misi dan Tujuan organisasi yang meliputi :

  1. Peningkatan pelayanan aparatur.
  2. Peningkatan produksi dan produktivitas peternakan dan perikanan.
  3. Peningkatan pelayanan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.
  4. Peningkatan peluang usaha perikanan air tawar dan peternakan.

Persentase pencapaian realisasi kinerja sasaran yang dicapai tahun anggaran 2010 ini yang merupakan tahun ke 2 2009 – 2013 sebesar 97,9% atau dalam hal skala pengukuran termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sedangkan pada Pengukuran kinerja Kegiatan dicapai 96,43%. Pada pengukuran kinerja keuangan dicapai 82,406% hal ini berarti ada penghematan penggunaan dana dalam pelaksanaan kegiatan tanpa mengurangi kualitas kegiatan.

Keberhasilan yang dicapai ini berkat upaya-upaya dan komitmen tinggi yang dilakukan oleh seluruh jajaran aparat Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Enrekang selama setahun terakhir dengan strategi dasar berupa: “Meningkatnya populasi ternak potong dan bibit terutama sapi potong guna mendukung program sejuta ekor sapi di Sulawesi Selatan tahun 2013 nanti.

Selanjutnya dalam rangka peningkatan kinerja di bidang pembangunan dan pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) khususnya SDM aparatur, maka periode mendatang pelaksanaan program dan kegiatan pada Dinas Peternakan dan Perikanan perlu difokuskan pada :

  1. Percepatan peningkatan kinerja pelayanan publik.
  2. Peningkatan populasi ternak dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
  3. Peningkatan sumber daya manusia peternak, pembudidaya ikan dan aparat.

Dinas Peternakan dan Perikanan akan melakukan upaya yang diperlukan sesuai dengan kewenangan untuk mendorong penyelenggaraan pemerintah agar dapat dilaksanakan dengan berprinsip pada tata pemerintahan yang baik dan berorientasi kepada hasil (Result Oriented Government).